Pagi tadi sekitar jam 08.00 tetangga kami seorang ibu-ibu singgah ke rumah kami setelah belanja telor dari warung untuk memberitahu kepada ibu saya bahwa ada anak tetangga kami yang bernama Jasper Sibarani meninggal dunia karena virus korona di perantauannya di Jogyakarta. Dari dalam kamar tidur saya kaget mendengar obrolan tersebut, kemudian saya keluar dari dalam kamar untuk nimbrung membahas kematian Jasper Sibarani ini, karena anaknya masih muda sekitar 30 tahun, kelahiran tahun 90'an. Saya coba mencari informasi berita duka ini di sosial media, namun tidak ada saya liat beritanya di facebook.com, saya coba mencari informasi Jasper Sibarani ini di mesin pencari Google dan menemukan fotonya di akun twitternya yang beralamat di https://twitter.com/jaspersibarani.
Sekitar 2 bulan yang lalu saya pernah ngobrol-ngobrol dengan bapaknya yang tinggalkan di kampung kami dan menceritakan lagi mengurus surat hatorangon parhurian atau surat keterangan anggota jemaat dari Gereja kami, karena anaknya Jasper Sibarani berencana akan melangsungkan pernikahan dengan calon istrinya pada tahun 2021 ini di Jogyakarta, namun tidak disangka sekarang berita sukacita tersebut berganti menjadi dukacita. Selamat jalan Lae Jasper Sibarani, menuju keabadian.
Seingat saya pandemi Covid-19 di negara Indonesia mulai marak disekitar bulan maret 2020, pandemi ini sudah berlangsung lebih dari satu tahun. Pada bulan maret 2020, kami dari dari Silangit Transporter penyedia jasa rental mobil silangit, masih melayani jasa transportasi untuk para pegawai dari Kementerian Luar Negeri sewaktu berdinas di Sumatera Utara, waktu itu ada event besar berlangsung di toba, yaitu kunjungan Raja Belanda Willem Alexander dan Ratu Maxima ke Danau Toba melalui Bandara Silangit, waktu itu issu virus korona belum begitu santer seperti sekarang ini dan orang-orang yang turun di Bandara Silangit belum diwajibkan memakai masker sesuai standar prokes covid-19 seperti sekarang ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar